Salam bahagia teman-teman, semoga selalu dalam keadaan sehat. Pada kesempatan kali ini, aku akan berbagi pengetahuan terkait Apa itu IP Address, Subnet Mask, Default Gateway dan DNS.
Ya mengingat kita selama ini mungkin cuma tau secara dasar kegunaannya,
tanpa tahu konsep dari istilah tersebut secara teori. Jadi mari kita
sama-sama belajar memahaminya.
IP ADDRESS
Alamat IP (Internet Protocol Address) atau sering disingkat IP
adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai
sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan
Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4) dan 128-bit
(untuk IPv6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada
jaringan Internet berbasis TCP/IP. Internet Assigned Numbers Authority
(IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global.
Dalam pengertian lain, Internet Protocol (IP) Address dapat
diartikan alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang
berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet
Protocol untuk komunikasi antara node-nya.
Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya
ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti
208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk
IPv6). Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara
jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node
tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa
bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork.
Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat
IP, misalnya: 208.77.188.166/24.
Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan komputer penerima.
ip address memiliki dua bagian, yaitu alamat jaringan (
network address) dan alamat komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan.
Alamat jaringan digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat
sebuah komputer lokal berada, semantara alamat komputer lokal digunakan
untuk mengenali sebuah komputer pada jaringan lokal. Sistem pengalamatan
IP ini terbagi menjadi dua, yakni:.
1. Alamat IP versi 4 (IPv4)
Alamat IP versi 4 (IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang
digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP
versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya
4.294.967.296 host di seluruh dunia.
Jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit)
dipangkat 4 (karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt
IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari
nol. Sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host. Jadi bila host yang ada diseluruh
dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
2. Alamat IP versi 6 (IPv6)
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6
memiliki panjang 128-bit. Meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar,
pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat karena ada beberapa
limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa
ratus juta saja.
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin
hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini
bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga
beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang
disusun secara hirarki, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing
dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server
sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic
address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan
menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration,
sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan
dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi
(high-order bit) sebagai alamat jaringan. Sementara bit-bit pada tingkat
rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal
serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai
tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix
(FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format
Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
SUBNET MASK
Subnet Mask merupakan istilah teknologi informasi dalam bahasa
Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk
membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host,
apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga
sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan
untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah
alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai
berikut:
• Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
• Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu
segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika
memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang
dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau
supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
DEFAULT GATEWAY
Gateway adalah komputer yang memiliki minimal 2 buah network
interface untuk menghubungkan 2 buah jaringan atau lebih. Di Internet,
suatu alamat bisa ditempuh lewat gateway-gateway yang memberikan
jalan/rute ke arah mana yang harus dilalui supaya paket data sampai ke
tujuan.
Kebanyakan gateway menjalankan routing daemon (program yang mengupdate
secara dinamis tabel routing). Karena itu gateway juga biasanya
berfungsi sebagai router. Gateway/router bisa berbentuk Router Box
seperti yang di produksi Cisco, 3COM, dll atau bisa juga berupa komputer
yang menjalankan Network Operating System plus routing daemon. Misalkan
PC yang dipasang Unix FreeBSD dan menjalankan program Routed atau
Gated. Namun dalam pemakaian Natd, routing daemon tidak perlu
dijalankan, jadi cukup dipasang gateway saja. Karena gateway/router mengatur lalu lintas paket data antar
jaringan, maka di dalamnya bisa dipasang mekanisme pembatasan atau
pengamanan (filtering) paket-paket data. Mekanisme ini disebut Firewall.
Sebenarnya Firewall adalah suatu program yang dijalankan di
gateway/router yang bertugas memeriksa setiap paket data yang lewat,
kemudian membandingkannya dengan rule yang diterapkan dan akhirnya
memutuskan apakah paket data tersebut boleh diteruskan atau ditolak.
Tujuan dasarnya adalah sebagai security yang melindungi jaringan
internal dari ancaman dari luar. Namun dalam tulisan ini Firewall
digunakan sebagai basis untuk menjalankan Network Address Translation
(NAT).
Dalam FreeBSD, program yang dijalankan sebagai Firewall adalah ipfw.
Sebelum dapat menjalankan ipfw, kernel generic harus dimodifikasi supaya
mendukung fungsi firewall. Ipfw mengatur lalu lintas paket data
berdasarkan IP asal, IP tujuan, nomor port, dan jenis protocol. Untuk
menjalankan NAT, option IPDIVERT harus diaktifkan dalam kernel.
Alamat ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus
diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu jaringan. Seperti
diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP
Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya
alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut,
sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin
mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada jaringannya? Tidak
efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host
tujuan. Pemakaian bandwidth/jalur akan meningkat dan beban kerja host
pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena
itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat
broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket
tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada jaringan yang sama harus
memiliki broadcast address yang sama dan alamat tersebut tidak boleh
digunakan sebagai nomor IP untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 alamat untuk menerima paket:
pertama adalah nomor IP yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast
address pada jaringan tempat host tersebut berada. Broadcast address
diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada nomor IP menjadi 1. Jadi,
untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast
addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address
tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal
terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah
informasi routing.
DNS
DNS (Domain Name System) atau Sistem Penamaan Domain merupakan
sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama
domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam
jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk
setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail
exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap
domain.
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana
perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk
mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia
pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain,
contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail.
DNS menghubungkan kebutuhan ini.
Sekian dulu ilmu komputer dan internet yang dapat aku bagikan yang aku kumpulkan dari berbagai sumber, terkait
Mengenal IP Address, Subnet Mask, Default Gateway dan DNS,
semoga bermanfaat bagi teman-teman. Untuk ilmu dan pengetahuan menarik
lainnya, silahkan stay on terus karena masih banyak wawasan yang
bermanfaat lainnya.